LUNTURNYA NILAI PANCASILA
Keyakinan terhadap
Kesaktian Pancasila saat ini sudah menguap seiring dengan perkembangan zaman
saat ini. Popular Culture yang dimasukan oleh bangsa barat menjadi penyebab
utama hilangnya nilai-nilai pancasila yang ada dalam benak setiap pemuda
sebagai generasi penerus bangsa. Dahulu Kesaktian Pancasila begitu diyakini dan
diterapkan menjadi pola hidup masyarakat Indonesia. Nasionalisme terbangun
sangat kuat hingga muncul gerakan radikal nasionalisasi aset-aset asing yang
dianggap strategis bagi negara.
Pancasila yang awalnya
telah mengakar secara perlahan-lahan mulai tercabut, dan akan tumbang pada
nantinya seiring dengan masuknya budaya-budaya barat yang mulai dijadikan gaya
hidup masyarakat, khususnya kaum muda di Indonesia. Pancasila sudah dianggap
suatu hal yang kuno, konservatif, kaku, tidak gaul dan statis. Pola pikir ini
yang dengan sengaja dibuat oleh kelompok-kelompok barat agar dapat
menyingkirkan kehadiran Pancasila dari setiap insan kaum muda Indonesia,
sehingga dengan mudah mereka menguasai dan menancapkan bibit-bibit ideologi
Kapitalisme.
Kaum muda saat ini sudah
mulai terasuki oleh pola hidup hedonis, diskotek, dugem, pesta pora dan
bersenang-senang sudah menjadi pilihan hidup dan gaya hidup kaum muda di
Indonesia. Bahkan jika anak muda tidak dugem dikatakan “gak gaul”, kampungan,
ndeso, dll. Tanpa disadari, mereka telah terjerat masuk dalam perangkap popular
culture yang membawa pada kehancuran moral dan ideologi dirinya sendiri.
Perangkap yang akan membunuh generasi muda Indonesia itu dibuat senikmat
mungkin agar membuat sasaran dapat terlena dan dengan sukarela masuk dalam
perangkap yang sangat mematikan.
Harus diakui semua itu
disebabkan karena metode penanaman nilai-nilai Pancasila yang terlalu kaku,
konservatif dan pasif hingga dengan mudah tergilas seiring dengan perkembangan
jaman. Pemerintah pun akhir-akhir ini masih tetap menggunakan metode-metode
konservatif sehingga penanaman nilai-nilai pancasila dianggap gagal, terlihat
dari kebijakan-kebijakan, produk undang-undang yang tidak memasukan nilai-nilai
Pancasila, sehingga menjadi suatu kebijakan atau produk hukum yang tidak
pancasilais. Karena itu, harus ada terobosan baru agar pancasila bisa kembali
diterima, tertanam dan berakar khususnya dalam diri kaum muda. Maka mau tidak
mau, modernisasi metode penanaman nilai-nilai Pancasila harus segera dilakukan,
untuk melepaskan kaum muda dari jerat popular culture yang telah dibangun oleh
blok barat.
Kelompok-kelompok masyarakat Indonesia
saat ini terbagi menjadi 4 (empat) kelompok :
1. Kelompok Aktivis adalah kelompok
masyarakat yang masih memiliki ideologis dan kepedulian terhadap nasib bangsa
dan negara.
2. Kelompok Hedonis adalah
kelompok masyarakat yang hanya memikirkan hidup bersenang-senang.
3. Kelompok Oportunis adalah
kelompok masyarakat yang hanya mau ikut memikirkan negara jika ada sesuatu yang
dapat menguntungkan dirinya.
4. Kelompok Pragmatis adalah
kelompok masyarakat yang hanya memikirkan peningkatan taraf hidupnya sendiri
dan sama sekali tidak mau memikirkan nasib bangsa dan negara.
5. Kelompok Apatis adalah
kelompok masyarakat yang sama sekali tidak memikirkan nasib kelangsungan
hidupnya apalagi nasib kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.
Dan kita sebagai kaum
muda jangan sampai terjerumus ke dalam kelompok masyarakat hedonis. Kita harus
menjadi masyarakat yang aktivis untuk mengembalikan nilai-nilai pancasila di
Indonesia untuk nasib kita sendiri. SEMANGAT !!! :)