Selasa, 20 November 2012

ORGANISASI MAHASISWA


ORGANISASI MAHASISWA
“Teori Organisasi Umum”



Nama          : Dini Dwi Rahayu
Kelas           : 2KA17
NPM           : 12111155




FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I
PENDAHULUAN

aa.      Latar Belakang

Dalam berkembangnya kemajuan zaman yang semakin modern, kehidupan dunia tentu tidak lepas dari sebuah organisasi. Apalagi era sekarang ini banyak bermunculan organisasi-organisasi internasional maupun nasional, baik formal maupun informal. Didalam kehidupan bermasyarakat, pasti memiliki sebuah organisasi, tidak hanya organisasi negara, politik, sosial, bahkan dalam kalangan mahasiswa dan pelajar pun mempunyai organisasi. Sebuah negara dapat dikatakan maju apabila masyarakat dalam negara tersebut memiliki pemikiran yang cerdas, jiwa kepemimpinan yang hebat dan mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas. Karena maju nya sebuah negara di dorong oleh masyarakat itu sendiri. Jiwa kepemimpinan, pemikiran yang hebat dan pengalaman juga pengetahuan yang luas bisa didapatkan dalam sebuah organisasi. Khusunya generasi muda, karena generasi muda merupakan cikal bakal organisator untuk negara. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan/program studi tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar ilmu pengetahuan, berorganisasi, dan belajar menjadi pemimpin.Pemimpin inilah yang akan membawa kemana arah negara nya. Sesungguhnya, di pundak mahasiswalah sebagian besar nasib masa depan suatu bangsa dipertaruhkan.
Dari uraian diatas, timbul keinginan untuk membahas bentuk sebuah organisasi dalam kalangan mahasiswa. Adapun judul dalam penulisan ilmiah ini yaitu “Organisasi Mahasiswa”.

bb.      Rumusan Masalah

Terbentuknya sebuah organisasi berawal dari banyak faktor dan motif kesamaan pandangan hidup, tujuan, dan status sosial. Maka tidak heran organisasi memicu banyak kejadian hebat dalam sejarah manusia seperti perseteruan, konflik, bahkan peperangan. Lalu bagaimana cara mengatasi perseteruan dan konflik dalam organisasi mahasiswa?
Tetapi, baik organisasi itu besar atau kecil juga terbukti mampu memberi obat bagi semua masalah tersebut. Karena sebenarnya organisasi adalah jembatan bagi satu komunitas dengan komunitas lainnya, bukan untuk memecah dan menghancurkan.

cc.       Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ilmiah mengenai organisasi mahasiswa ini, agar bisa menambah wawasan bagi para pembaca dalam organisasi di kalangan mahasiswa, dapat mengetahui bentuk, tipe dan macam-macam apa yang ada dalam organisasi mahasiswa. Juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah softskill.




BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian Organisasi dan Organisasi Mahasiswa

Secara umum, pengertian dari organisasi yang kita kenal yaitu organisasi merupakan  sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Kelompok mahasiswa sejati dikenal karena kiprahnya yang seimbang antara menuntut ilmu dan beraktivitas di organisasi.
Para mahasiswa mempunyai eksistensi yang sangat diperhitungkan dalam kehidupan masyarakat suatu negara. Kelompok mahasiswa yang yang mempunyai peran untuk ikut mempengaruhi arah kehidupan sosial politik bangsa, yaitu sebagai  agent of change dan agent of sosio control. Biasanya kelompok ini menempati posisi yang cukup penting dalam organisasi kemahasiswaan.
Jadi, organisasi mahasiswa merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa sebagai wadah kegiatan ko dan atau ekstra kurikuler.
            Secara sederhana organisasi mahasiswa dapat diartikan sebagai wadah atau organisasi, tempat di mana mahasiswa mengembangkan diri, beraktivitas dan menyalurkan minat bakatnya. Dari pengertian ini terkandung makna bahwa organisasi mahasiswa berbeda dengan organisasi lain seperti halnya organisasi politik atau organisasi profesi. Fungsi utama dari organisasi mahasiswa adalah sebagai wadah pembelajaran dan wahana pengembangan diri mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas atau antar kampus.

Peran Mahasiswa
Ada dua peran penting yang dimainkan oleh mahasiswa. Pertama, sebagai agent of change dan yang keduaagent of sosio control.
Ø  Peran yang pertama ini agent of change menjadikan mereka sebagai kelompok yang senantiasa berusaha memperjuangkan perubahan dan pembaharuan dalam lingkungannya. Baik skala kecil kampus di mana mereka berada bahkan kehidupan sosial politik masyarakat, bangsa dan Negara.
Ø  Peran yang kedua yaitu sebagai agent of sosio control.
Melalui peran ini mereka berupaya untuk melakukan pengawasan. Ketika kekuasaan hanya dijadikan sebagai alat memperkaya diri atau menyengsarakan rakyat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), maka mahasiswa bergerak.
Mereka tampil dan berusaha untuk mencegah serta mengingatkan pihak penguasa.
Agent of sosio control menjadikan mereka menjadi semacam wasit yang bertugas untuk mengantisipasi dan menghindari terjadinya kecurangan dan penghianatan dari para penguasa yang memiliki kecenderungan untuk menyimpang.

Tipe Organisasi
Organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Ø Organisasi formal 
Organisasi formal ini mempunyai struktural yang tersusun dan terencana dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, peraturan dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk hubungan dan melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Organisasi formal tahan lama dan terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas.
Ø Organisasi informal 
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. 
Didalam organisasi mahasiswa ini ada yang bersifat legal, ada juga yang belum di sah kan. Organisasi Mahasiswa tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma perguruan tinggi, seperti pendidikan, penelitian dan pengabdian tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan.

v  Organisasi Intra dan Ekstra Kampus
       Maksudnya yaitu organisasi yang berada di dalam kampus, yang ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta dari luar. Selanjutnya, organisasi intra terbagi dalam dua bagian, yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan), organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan organisasi tingkat universitas (ruang lingkupnya tingkat universitas). Kedua, organisasi berdasarkan minat dan bakat atau lebih dikenal dengan nama UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dengan ruang lingkupnya ada yang setingkat fakultas dan yang lebih banyak setingkat universitas. Contoh organisasi yang termasuk UKM diantaranya Unit Kerohanian Islam (tingkat fakultas/universitas), Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam, Unit Teater Mahasiswa, Unit Olahraga (Karate, Taekwondo, Tenis) dan unit kegiatan yang lainnya.
       Sedangkan Organisasi ekstra kampus, Organisasi ini merupakan kebalikan dari intra yaitu organisasi yang berada di luar kampus, di mana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi. Perbedaan lainnya, bahwa organisasi ini bersifat nasional, karena memiliki struktur organisasi di tingkat pusat sebagai pimpinan tertinggi. Berbeda dengan organisasi intra yang anggotanya mahasiswa tingkat diploma dan sarjana (S1), maka untuk organisasi ekstra terutama pimpinan pengurus di tingkat pusat sebagian besar berstatus sebagai mahasiswa S2 atau S3. Organisasi mahasiswa ekstra kampus misalnya HMI(Himpunan Mahasiswa Islam).
                Macam-macam dalam organisasi mahasiswa dalam kampus, seperti : BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Himpunan Mahasiswa dalam Fakultasnya, Unit Kegiatan Mahasiswa.
Sedangkan yang diluar kampus, misalnya Ikatan Organisasi Mahasiswa, Lingkar Studi Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam dll.

Karakteristik Organisasi Ekstra Kampus

Dibandingkan dengan organisasi intra, ada sejumlah karakteristik yang khas dan agak berbeda yang dimiliki oleh organisasi ekstra kampus atau Ormas Mahasiswa. Sebagian dari karakteristik tersebut adalah :

1. Mandiri dalam keuangan
Dalam menjalankan roda organisasi atau untuk membiayai berbagai kegiatannya, organisasi ekstra dituntut untuk mandiri atau mencari sendiri sumber dananya. Berbeda dengan organisasi intra, di mana sumber keuangan dapat diperoleh dari anggaran perguruan tingginya.
Kenyataan ini menuntut para aktivis ekstra kampus untuk kreatif, berfikir keras dan cerdas dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial organisasinya. Roda organisasi atau kegiatan tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan finansial yang memadai. Sebagian organisasi ekstra ada yang mengandalkan dari iuran wajib anggotanya, sebagian lain “mengemis” kepada alumninya yang telah sukses dan sebagian lain mencari sendiri dengan cara bisnis kecil-kecilan atau pengajuan proposal kepada perusahaan dan atau lembaga tertentu untuk kerjasama. Disinilah ada semacam proses pembelajaran berharga bagaimana caranya menggali dana tersebut.

2. Jaringan lebih luas
Mengingat keanggotaan organisasi ekstra bersifat nasional atau lintas perguruan tinggi, maka hubungan dan jaringan antara anggota menjadi lebih luas. Hal ini merupakan salah satu kelebihan karena nantinya akan menjadi modal dalam meraih sukses ketika sudah terjun di masyarakat. Apalagi hubungan telah dibangun dengan para alumni yang telah mapan dalam bidang pekerjaan atau profesi tertentu. Berbagai peluang untuk mengakses informasi atau kerjasama menjadi lebih terbuka lebar.

3. Membangun ketajaman intelektual
Sering diadakannya kegiatan-kegiatan keilmuan seperti diskusi, seminar, pelatihan atau bedah buku, memungkinkan para anggotanya memiliki wawasan yang luas, kemampuan berfikir baik dan ketajaman intelektualnya terkembangkan serta yang penting lagi memiliki kemampuan analisa dan daya kritis tinggi dalam melihat sebuah persoalan. Sehingga sangat wajar aktivis ekstra banyak yang berhasil menjadi cendekiawan, akademisi, politisi atau pengusaha.

4. Menyiapkan untuk menjadi pemimpin
Yang tidak kalah pentingnya bahwa proses pengkaderan di organisasi ekstra menjadi wahana untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin. Baik sebagai pemimpin diri sendiri, pemimpin keluarga, pemimpin organisasi maupun pemimpin masyarakat, bangsa dan Negara. Proses inilah yang dapat dlihat dari banyaknya mantan aktivis ekstra yang berhasil menjadi pemimpin bangsa dan masyarakat.




BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

          Organisasi adalah ajang pembelajaran kehidupan idealitas organisasi mahasiswa. Dimana selain berorganisasi mahasiswa juga mempunyai kewajiban utama, yaitu belajar. Jadi secara idealnya, organisasi yang ada, haruslah lebih menunjang proses ‘belajar’ para anggotanya dan bisa membantu untuk menunaikan amanat bangsa dan negara. Dalam organisasi pasti memicu banyak kejadian hebat dalam sejarah manusia seperti perseteruan, konflik, bahkan peperangan, namun untuk mengatasi hal itu, perlu ada pemikiran-pemikiran yang lebih hebat, lebih kritis dan lebih berpikir sehat, agar konflik-konflik tersebut dapat terselesaikan. Didalam organisasi memang banyak pemikiran yang berbeda-beda, tapi justru dari perbedaan itu harus bisa kita satukan untuk mencapai tujuan bersama, karena itulah arti dari sebuah organisasi. Walaupun beda pemikiran, beda pendapat, tetapi tetap satu tujuan.
   Ada dua peran penting yang dimainkan oleh mahasiswa. Pertama, sebagai agent of change dan yang keduaagent of sosio control.
   Organisasi Mahasiswa tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma perguruan tinggi, seperti pendidikan, penelitian dan pengabdian tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan.


Saran

          Dalam penulisan ilmiah mengenai organisasi mahasiswa ini, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, akan senantiasa saya terima.
   Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Selasa, 02 Oktober 2012

Pengalaman Berorganisasi


Pengalaman Berorganisasi

Nama : Dini Dwi Rahayu
Kelas : 2KA17
NPM : 12111155

Organisasi
Sebelum saya bercerita tentang pengalaman organisasi yang pernah saya ikuti, saya akan menjelaskan sedikit tentang organisasi. Apa sih sebenarnya organisasi itu?
Menurut saya, organisasi itu adalah sekumpulan orang  yang mempunyai tujuan yang sama. Organisasi itu mengajarkan kita banyak hal terutama dalam kepemimpinan, organisasi juga mengajarkan kita untuk berpikir kritis, berpikir luas, pendewasaan, bekerjasama, dan masih banyak hal positif lainnya.
Banyak manfaat yang kita dapatkan dalam berorganisasi, contoh kecil misalnya kita mempunyai banyak teman juga bisa melatih diri kita apabila berbicara didepan orang banyak.
Tentu sangatlah berbeda, orang yang mengikuti organisasi dengan orang yang tidak pernah mengikuti organisasi, contohnya dalam cara berpikir, tingkah laku dan wawasan yang mereka punya.

Bentuk-bentuk Organisasi yang Saya Ketahui
Dalam bentuk bentuk organisasi ini, saya tidak hanya menuliskan menurut pikiran dan pengetahuan yang saya punya, tetapi saya juga mempunyai referensi lain dari situs di internet.
Bentuk-bentuk organisasi misalnya seperti :
Organisasi Negara adalah organisasi atau kelompok yang berkepentingan dalam berbagai hal yang mencakup kenegaraan.
Misalnya seperti : Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB Unesco United Nations Educational Scientific and Cultural Organization.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) adalah salah satu badan
PBB yang bertindak sebagai sebagai koordinator kesehatan umum internasional.
Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organisation) disingkat ILO adalah sebuah wadah yang menampung isu buruh internasional di bawah
PBB, dll.
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak, berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Jenis dalam organisasi politik ini misalnya seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan pada politisi.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Misalnya seperti organisasi PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), ataupun organisasi yang dibuat setiap lingkungan dalam daerahnya.
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa sebagai wadah kegiatan ko dan atau ekstra kurikuler. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas atau antar kampus. Jenis dalam organisasi mahasiswa ini misalnya seperti : BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Himpunan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Ikatan Organisasi Mahasiswa, Lingkar Studi Mahasiswa, dll.
Didalam organisasi mahasiswa ini ada yang bersifat legal, ada juga yang belum di sah kan. Organisasi Mahasiswa tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma perguruan tinggi, seperti pendidikan, penelitian dan pengabdian tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan.
Organisasi Sekolah adalah organisasi yang beranggotakan siswa/pelajar sebagai wadah kegiatan ekstra kurikuler dan atau non ekstra kurikuler yang biasanya untuk memajukan sekolah. Misalnya seperti : Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah), MPK (Musyawarah/ Majelis Perwakilan Kelas), dan ekstra kurikuler seperti : PMR (Palang Merah Remaja), Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera), KIR (Kegiatan Ilmiah Remaja), Pramuka, Teater, dll.

Pengalaman Berorganisasi
Setelah saya menuliskan sedikit tentang pengertian organisasi, bentuk-bentuk organisasi dan contoh-contoh organisasi, sekarang saya akan menceritakan pengalaman saya dalam berorganisasi.
Sewaktu saya menduduki bangku SMA kelas 1 sampai 2 dulu, saya mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Niat saya mengikuti organisasi ini, saya ingin menambah pengalaman dan wawasan saya, karena sewaktu saya SMP, pengalaman organisasi saya tidak banyak dan tidak berkesan.
Dengan niat itu, saya mendaftarkan diri sebagai calon osis. Tentu ada beberapa tahap untuk bisa lolos masuk sebagai anggota osis. Saya masih ingat dulu, cukup banyak yang mendaftar sebagai calon osis, dan yang lolos masuk kira-kira ada setengah dari orang yang mendaftar.
Ketika saya terpilih menjadi anggota osis, saya menjabat sebagai bendahara II. 1 tahun saya menjabat sebagai bendahara, tentunya banyak suka duka, pengalaman yang saya dapatkan. Ketika saya menjabat sebagai bendahara, menurut saya berat sekali tanggung jawab yang harus di jalani, disitu saya belajar menjaga dan mengatur keuangan dalam organisasi. Awal saya menjabat sebagai bendahara, saya mengalami kehilangan dana, itu karena keteledoran yang saya lakukan yang menyebabkan saya panik kewalahan. Jumlah uang yang dulu pernah saya hilangkan itu sebesar Rp. 150.000,- tadinya dana itu untuk membayar insentif pembicara dalam acara KIR (Kegiatan Islam Ramadhan). Ya, mau ngga mau karena dana itu hilang akibat keteledoran saya, saya harus mengganti nya. Satu kesalahan yang memotivasi saya untuk tidak terulang kembali. Belajar dari kesalahan, yang membuat saya nyaman menjabat sebagai bendahara. Banyak manfaat dan kesenangan tersendiri yang saya dapatkan, misalnya saya dibutuhkan dalam acara kegiatan sekolah, kedekatan dengan guru-guru juga kepala sekolah, sebagian besar siswa yang dapat mengenali saya, bisa bertukar pikiran sesama osis dari sekolah lain, terlibat sebagai panitia, dan masih banyak lagi manfaat yang saya dapatkan. Setelah saya menduduki kelas 2 SMA, saya terpilih sebagai Sekretaris Umum. Menurut saya, jabatan inilah yang paling berat dibandingkan staf inti lainnya, karena menjadi sekretaris ini lebih banyak bekerja dibanding ketua sekalipun. Tetapi saya bersyukur pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum, karena manfaat yang saya dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan saya menjabat sebagai bendahara. Selama saya menjabat sekretaris, saya bisa belajar membuat proposal kegiatan dalam setiap acara, mengatur kegiatan osis, membuat surat, intinya segala kegiatan pasti tidak lepas dari sekretaris. Tanggung jawab nya pun lebih besar.
Selama 2 tahun saya menjadi pengurus osis, dan banyak hal hal berharga yang saya dapatkan disana, tidak hanya berkecimpung kegiatan didalam sekolah, tetapi juga kegiatan di luar sekolah lain, seperti studi banding, diklat kewirausahaan antar sekolah, undangan-undangan dari sekolah lain, juga masih banyak pelajaran dan kebanggaan yang dapat saya rasakan selama menjadi pengurus osis.
Setelah saya lulus SMA, saya tidak menghilangkan ilmu yang saya dapatkan dalam osis, tetapi saya pakai untuk mengikuti kegiatan organisasi di perguruan tinggi.
Ketika awal saya masuk kuliah, saya juga mengikuti organisasi Lingkar Studi Mahasiswa Gunadarma, yang didalamnya mengajarkan apa yang tidak diajarkan didalam kampus, misalnya saya diajarkan menjadi seorang mahasiswa yang berpikir kritis, kreatif. Selain itu juga ada kegiatan belajar bersama dalam membahas beberapa mata kuliah, tentunya mengajarkan saya dalam tugas utama dan fungsi perguruan tinggi yaitu Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian), contoh program yang saya ikuti dalam Lingkar Studi Mahasiswa ini seperti: bakti sosial, pengobatan gratis dalam satu lingkungan, kegiatan mengajar untuk tingkat SD dan SMP, desa binaan, dan masih banyak lagi. Selain Lingkar Studi Mahasiswa, saya juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa, disitu saya mengikuti UKM Teater, didalam UKM Teater ini, kita bisa berkreasi dalam dunia seni. Tidak hanya seni teater yang diajarkan dalam UKM Teater ini, tetapi seni musik, seni lukis, seni tari juga diajarkan.
Dari berbagai organisasi yang saya ikuti, tentunya akan menjadi bekal saya nanti dalam dunia kerja. Menurut saya, organisasi itu sangat penting. Selain IPK yang kita dapat, pengalaman berorganisasi juga dibutuhkan untuk kita masuk kedalam dunia kerja. Dunia yang sesungguhnya.
Penempatan organisasi dengan akademis tentulah harus kita seimbangkan, karena keduanya saling bergantungan, misalnya apabila kita cerdas ditambah mempunyai kemampuan yang lebih, tentu akan lebih baik. “Smart” saja tidak cukup kalau tidak dibarengi “Skill”.
Demikian tulisan saya mengenai organisasi.


Sumber Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi          

Senin, 11 Juni 2012

Lunturnya Nilai-nilai Pancasila


LUNTURNYA NILAI PANCASILA



Keyakinan terhadap Kesaktian Pancasila saat ini sudah menguap seiring dengan perkembangan zaman saat ini. Popular Culture yang dimasukan oleh bangsa barat menjadi penyebab utama hilangnya nilai-nilai pancasila yang ada dalam benak setiap pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Dahulu Kesaktian Pancasila begitu diyakini dan diterapkan menjadi pola hidup masyarakat Indonesia. Nasionalisme terbangun sangat kuat hingga muncul gerakan radikal nasionalisasi aset-aset asing yang dianggap strategis bagi negara.
Pancasila yang awalnya telah mengakar secara perlahan-lahan mulai tercabut, dan akan tumbang pada nantinya seiring dengan masuknya budaya-budaya barat yang mulai dijadikan gaya hidup masyarakat, khususnya kaum muda di Indonesia. Pancasila sudah dianggap suatu hal yang kuno, konservatif, kaku, tidak gaul dan statis. Pola pikir ini yang dengan sengaja dibuat oleh kelompok-kelompok barat agar dapat menyingkirkan kehadiran Pancasila dari setiap insan kaum muda Indonesia, sehingga dengan mudah mereka menguasai dan menancapkan bibit-bibit ideologi Kapitalisme.
Kaum muda saat ini sudah mulai terasuki oleh pola hidup hedonis, diskotek, dugem, pesta pora dan bersenang-senang sudah menjadi pilihan hidup dan gaya hidup kaum muda di Indonesia. Bahkan jika anak muda tidak dugem dikatakan “gak gaul”, kampungan, ndeso, dll. Tanpa disadari, mereka telah terjerat masuk dalam perangkap popular culture yang membawa pada kehancuran moral dan ideologi dirinya sendiri. Perangkap yang akan membunuh generasi muda Indonesia itu dibuat senikmat mungkin agar membuat sasaran dapat terlena dan dengan sukarela masuk dalam perangkap yang sangat mematikan.

Harus diakui semua itu disebabkan karena metode penanaman nilai-nilai Pancasila yang terlalu kaku, konservatif dan pasif hingga dengan mudah tergilas seiring dengan perkembangan jaman. Pemerintah pun akhir-akhir ini masih tetap menggunakan metode-metode konservatif sehingga penanaman nilai-nilai pancasila dianggap gagal, terlihat dari kebijakan-kebijakan, produk undang-undang yang tidak memasukan nilai-nilai Pancasila, sehingga menjadi suatu kebijakan atau produk hukum yang tidak pancasilais. Karena itu, harus ada terobosan baru agar pancasila bisa kembali diterima, tertanam dan berakar khususnya dalam diri kaum muda. Maka mau tidak mau, modernisasi metode penanaman nilai-nilai Pancasila harus segera dilakukan, untuk melepaskan kaum muda dari jerat popular culture yang telah dibangun oleh blok barat.
Kelompok-kelompok masyarakat Indonesia saat ini terbagi menjadi 4 (empat) kelompok :
1.  Kelompok Aktivis adalah kelompok masyarakat yang masih memiliki ideologis dan   kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara.

 2.  Kelompok Hedonis adalah kelompok masyarakat yang hanya memikirkan hidup bersenang-senang.

3.  Kelompok Oportunis adalah kelompok masyarakat yang hanya mau ikut memikirkan negara jika ada sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya.

 4.  Kelompok Pragmatis adalah kelompok masyarakat yang hanya memikirkan peningkatan taraf hidupnya sendiri dan sama sekali tidak mau memikirkan nasib bangsa dan negara.

 5.  Kelompok Apatis adalah kelompok masyarakat yang sama sekali tidak memikirkan nasib kelangsungan hidupnya apalagi nasib kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.

Dan kita sebagai kaum muda jangan sampai terjerumus ke dalam kelompok masyarakat hedonis. Kita harus menjadi masyarakat yang aktivis untuk mengembalikan nilai-nilai pancasila di Indonesia untuk nasib kita sendiri. SEMANGAT !!! :)

Pancasila Sebagai Alat Mempersatukan Bangsa


              Akhir-akhir ini  muncul kesadaran baru tentang betapa pentingnya Pancasila digelorakan lagi, yang sudah beberapa lama seperti dilupakan. Sejak memasuki masa reformasi, maka apa saja yang  berbau orde baru  boleh  dibuang  dan atau  dijauhi. Reformasi seolah-olah mengharuskan semua tatanan  kehidupan termasuk ideologinya  agar supaya diubah, menjadi idiologi reformasi.  Siapapun kalau masih berpegang pandangan  lama, semisal Pancasila, maka dianggap tidak mengikuti zaman.
Pancasila pada orde baru dijadikan  sebagai tema sentral dalam menggerakkan seluruh komponen bangsa ini. Maka dirumuskanlah ketika itu  Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau disinghkat dengan P4. Pedoman itu  berupa butir-butir pedoman berbangsa dan bernegara.  Nilai-nilai yang ada pada butir-butir P4  tersebut sebenarnya tidak ada sedikitpun yang buruk atau ganjil, oleh karena itu,  menjadi mudah diterima oleh seluruh bangsa Indonesia.
           Hanya saja tatkala memasuki  era reformasi, oleh karena pencetus P4  tersebut adalah orang yang tidak disukai, maka buah pikirannya pun dipandang harus dibuang, sekalipun baik. P4 dianggap tidak ada gunanya. Rumusan P4 dianggap sebagai alat untuk memperteguh kekuasaan. Oleh karena itu, ketika penguasa yang bersangkutan jatuh, maka semua pemikiran dan pandangannya  dianggap tidak ada gunanya lagi, kemudian ditinggalkan.
Sementara  itu,  era reformasi  belum berhasil  melahirkan  idiologi pemersatu bangsa yang baru.  Pada saat itu semangatnya adalah memperbaiki pemerintahan yang dianggap korup, menyimpang,  dan otoriter, dan  kemudian haraus  diganti dengan semangat demokratis. Pemerintah harus berubah dan bahkan undang-undang dasar 1945 harus diamandemen. 
           Beberapa hal yang masih didanggap  sebagai identitas bangsa, dan harus dipertahankan  adalah bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia raya, dan  lambang Buirung Garuda. Lima prinsip dasar yang mengandung nilai-nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara,  yang selanjutnya disebut Pancasila, tidak terdengar lagi, dan apalagi P4.       
Namun setelah melewati sekian lama  masa reformasi, dengan munculnya idiologi baru, semisal NII dan juga lainnya, maka  memunculkan kesadaran baru, bahwa ternyata Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dianggap penting untuk digelorakan kembali. Pilar kebangsaan itu dianggap sebagai alat pemersatu bangsa yang tidak boleh dianggap sederhana hingga dilupakan.

         Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu, karena berisi cita-cita dan  gambaran tentang nilai-nilai ideal  yang akan diwujudkan oleh bangsa ini.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, terdiri atas berbagai agama, suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah,   menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas, maka  tidak mungkin berhasil disatukan tanpa alat pengikat.  Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal yang dipahami, dipercaya dan bahkian  diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur.
       Memang setiap  agama  pasti memiliki ajaran tentang  gambaran kehidupan ideal,  yang  masing-masing berbeda-beda.  Perbedaan itu tidak akan mungkin  dapat dipersamakan. Apalagi, perbedaan  itu sudah melewati  dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi,  masing-masing pemeluk agama lewat para tokoh atau pemukanya, sudah berjanji dan berekrar akan membangun negara kesatuan berdasarkan Pancasila itu.
       Memang  ada sementara pendapat,  bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa. Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan, kebersamaan dan  tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit konflik  yang terjadi antara penganut agama yang berbeda. Tidak sedikit orang merasakan  bahwa perbedaan selalu menjadi halangan untuk bersatu. Maka Pancasila, dengan sila pertama adalah  Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus menyatukan  pemeluk agama yang berbeda itu.  Mereka yang berbeda-beda dari berbagai aspeknya itu  dipersatukan  oleh cita-cita dan kesamaan idiologi bangsa ialah Pancasila.    

         Itulah sebabnya, maka  melupakan Pancasila sama  artinya dengan mengingkari  ikrar, kesepakatan,  atau janji bersama sebagai bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Selain  itu, juga dem ikian,  manakala muncul kelompok atau sempalan yang akan mengubah  kesepakatan itu, maka sama artinya dengan  melakukan pengingkaran sejarah dan janji  yang telah disepakati bersama. Maka,  Pancasila adalah sebagai tali pengikat bangsa yang harus selalu diperkukuh  dan digelorakan pada setiap saat. Bagi bangsa Indonesia melupakan Pancasila, maka sama artinya dengan melupakan kesepakatan dan bahkan janji bersama itu.

        Oleh sebab itu, Pancasila, sejarah  dan  filsafatnya harus tetap diperkenalkan dan diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non formal. Pancasila  memang hanya dikenal di Indonesia, dan tidak dikenal di negara lain. Namun hal itu tidak berarti, bahwa bangsa  ini tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan sejarah politik yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keaneka-ragaman bangsa Indonesia memerlukan  alat pemersatu, ialah Pancasila. 

Selasa, 08 Mei 2012

Mahasiswa "Tanpa" Demo??


Mahasiswa ‘Tanpa’ Demo??




Apa pendapat kalian tentang judul diatas? Mahasiswa “Tanpa” Demo? Sepakat kah? Atau justru malah kontra? Ya, setiap manusia pasti mempunyai pola pikir dan alasan yang berbeda2.
Disini saya akan menuliskan pendapat saya mengenai judul diatas.
Sebenernya demo itu untuk apa sih? Ada yg menjawab “Kita ini kan mahasiswa, kalau bukan kita yang bukan menyalurkan aspirasi masyarakat, lalu siapa? Apakah kita harus diam saja melihat perkembangan pemerintah yang terus menindas rakyat kecil?” widiiiih kalo dari jawabannya sih itu pasti adalah mahasiswa yang suka banget ama yang namanya demo. Apakah dari jawaban itu merupakan mahasiswa yg kritis? Hhmmm mungkin..
Nah, adalagi nih jawaban kedua “Untuk apa sih demo? Koar2 ga jelas, yang ada bikin rusuh, anarkis, ngerusak fasilitas, mending belajar yang bener buat jadi seorang sarjana yang sukses, terus buka lapangan kerja buat rakyat2 miskin” Nah,, dari jawaban yg kedua, bagaimana pendapat anda?
Mungkin ada yg bilang kalo dari jawaban yang kedua, tuh orang kayaknya mahasiswa yang apatis banget,, hhmmm mungkin..
Setiap kali ada agenda nasional ataupun agenda “dadakan” dalam menyikapi kebijakan pemerintah, entah pusat maupun daerah. SMS para aktivis kampus begitu rajin menginformasikan hal tersebut.
Bahkan terkadang kuliah dan tetek bengek tentang kampus, terlupakan begitu saja. Terlalu asyik berbaur dengan mereka(pendemo). Suara gemuruh lantang di jalanan bahkan depan gedung DPR bergema. Memasang muka pedas dan “sok hebat”. Kebijakan ini itu disikapi dengan data valid ala agen perubahan:Ya, mahasiswa.
Belum lagi spanduk-spanduk yang mengandung pesan, mengumpat bahkan menyumpahi pemerintah untuk lengser. Dan terkadang proverti yang di gunakan seperti ban, spanduk ,dibakar di hadapan para Satpol PP maupun Polisi , yang (mungkin) telah bosan melihat mahasiswa tipe  seperti itu.
Demo adalah Suka Cita?
Menyambung hal diatas, setiap  peringatan hari nasional di negeri ini selalu disambut dengan suka cita yang beragam. Seperti Mayday dan  Hari Pendidikan Nasional belakangan ini.
Aksi demonstarsi yang begitu besar dan  berbau anarkis pun tak terelakkan. Namun sayangnya  pemerintah, tak “tertarik” dengan aksi tersebut. Apa  yang menjadi  keinginan  rakyat/mahasiswa dalam demo dimentahkan begitu saja.
Teriakan panas pun, hanya sekadar membuang energi yang tak terasa. Namun sangat terasa, ketika pasca demo. Letih dan lesu. Itu adalah pengalaman pribadi saya.
 Setiap kali demo, baik pemerintah yang “sok” dalam memberikan pandangan umumnya mengenai hal yang dipergunjingkan mahasiswa, merupakan bahasan, yang katanya(Gubernur,DPRD) juga acapkali menjadi  bahan dalam rapat. Dan sesegera mungkin akan, di tiindak lanjuti di lapangan.
Toh nyatanya, tak ada perubahan sedikit pun. Malah berbuntut pada masalah yang satu, kemudian  berkembang biak, seperti virus. Mahasiswa pun kecewa lagi. Pada  akhirnya, demo lagi, dan demo lagi. Terus seperti itu, tanpa adanya tindakan yang berarti. Sebatas retotika belaka.
Sekadar Usulan Aja :)
Ya, benar ini sekadar usulan. Demo sih boleh aja, tapi ga perlu anarkis juga kan, ngerusak fasilitas umum,, malah kalo kayak gitu, mahasiswa malah dipandang kayak “preman”. Saya lebih suka aksi damai, aksi yang tertib. Apakah dengan aksi damai bisa menyalurkan aspirasi? Tentu, justru malah rakyat memandang mahasiswa itu bukan kayak “preman” yg merusak sana sini. Kkatanya mahasiswa sebagai agent of change? Tunjukan dong kawan kawan mahasiswa, kalo kalian bisa menjadi penerus bangsa, dan bisa merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan ngga dijajah. Kalian ngerasa ga sih, walaupun bangsa kita udah merdeka, tapi kok masih aja ya keliatannya dijajah? Misalnya, banyak kan sekarang pabrik2 dari korea yang membuka lapangan kerja di Indonesia, dan yang saya lihat, pekerja2 itu kebanyakan perempuan, saya lihat dan merasakan, mengapa pabrik tersebut harus keluar pada saat waktu magrib? Hingga yang waktunya digunakan untuk ibadah (untuk islam), tapi malah terjadi kemacetan disana sini karena pabrik2 yang mulai keluar. Sehingga pengguna kendaraan yang tadinya ingin melakukan ibadah, terhalang lah oleh kemacetan tersebut. Bukan hanya itu saja, pada saat pagi, waktunya orang pergi sekolah dan pergi bekerja, selalu dihalangi oleh kemacetan tersebut.
Masih banyak lagi contoh di bangsa ini yang tidak terlihat kalo bangsa kita sudah merdeka.
Jujur, saya lebih suka aksi kalo mengenai korupsi. Mengapa? Karena koruptor itu adalah penyebab utama mengapa bangsa kita menjadi miskin. Belakangan ini mahasiswa,masyarakat atau siapapun  yang sering demo agar bisa mencoba alternative ini. Masalah yang sering dihadapi di masyarakt tentunya di carikan solusi.
Seperti kemiskinan, tentunya diatasi dengan membuka lapangan pekerjaan, anak putus sekolah mungkin di bantu oleh mahasiswa yang paling “ngotot berkoar”dengan menyisihkan uang jajan(uang malming),atau mencari alternative lainnya yang lebih bijak dan baik, misalnya mahasiswa bisa menyalurkan ilmu nya untuk anak2 jalanan dengan membuka kegiatan belajar bersama sehingga mampu dirasakan oleh publik secara luas.
Itu kan lebih nyata. Kalau memang mengkiritisi pemerintah, tak zamannya lagi harus berkoar lantang dengan menggunakan  alat pengeras(seperti TOA). Perankan dan optimalkan media saat ini. Kalau surat kabar ataupun media tv, sudah ada yang mengontrol di balik layar. Ya, internet adalah , media global tanpa batas  dan mampu menembus ruang dan waktu. Bisa “mengangkat” seseorang dan bahkan “membanting”.
Ini adalah media tanpa kekangan,tanpa editorial yang berlebihan, tanpa paksaan mapun tekanan. Ini adalah media untuk menyuarakan suara demokrasi diera  digital saat ini. Ini yang perlu di propagandakan oleh mahasiswa yang “getol’ berdemo di luar sana.
Teknologi yang di perankan, bukan tenaga yang hanya menjadi kebanggaan .
Yuk mahasiswa-mahasiswa berpendidikan, kita ciptakan bangsa baru kita untuk menjadi bangsa yang yang maju, bangsa yang sehat, dan bangsa yang beriman, karena manusia yang  beriman pasti tidak akan menjadi koruptor. Ini sekadar usulan, semoga berarti!
Salam mahasiswa J