Apa pendapat kalian tentang judul diatas? Mahasiswa “Tanpa” Demo? Sepakat
kah? Atau justru malah kontra? Ya, setiap manusia pasti mempunyai pola pikir
dan alasan yang berbeda2.
Disini saya akan menuliskan pendapat saya mengenai judul diatas.
Disini saya akan menuliskan pendapat saya mengenai judul diatas.
Sebenernya demo itu untuk apa sih? Ada yg menjawab “Kita ini kan mahasiswa,
kalau bukan kita yang bukan menyalurkan aspirasi masyarakat, lalu siapa? Apakah
kita harus diam saja melihat perkembangan pemerintah yang terus menindas rakyat
kecil?” widiiiih kalo dari jawabannya sih itu pasti adalah mahasiswa yang suka
banget ama yang namanya demo. Apakah dari jawaban itu merupakan mahasiswa yg
kritis? Hhmmm mungkin..
Nah, adalagi nih jawaban kedua “Untuk apa sih demo? Koar2 ga jelas, yang
ada bikin rusuh, anarkis, ngerusak fasilitas, mending belajar yang bener buat jadi
seorang sarjana yang sukses, terus buka lapangan kerja buat rakyat2 miskin”
Nah,, dari jawaban yg kedua, bagaimana pendapat anda?
Mungkin ada yg bilang kalo dari jawaban yang kedua, tuh orang kayaknya
mahasiswa yang apatis banget,, hhmmm mungkin..
Setiap kali ada agenda nasional ataupun agenda “dadakan” dalam menyikapi
kebijakan pemerintah, entah pusat maupun daerah. SMS para aktivis kampus begitu
rajin menginformasikan hal tersebut.
Bahkan terkadang kuliah dan tetek bengek tentang kampus, terlupakan begitu
saja. Terlalu asyik berbaur dengan mereka(pendemo). Suara gemuruh lantang di
jalanan bahkan depan gedung DPR bergema. Memasang muka pedas dan “sok hebat”.
Kebijakan ini itu disikapi dengan data valid ala agen perubahan:Ya, mahasiswa.
Belum lagi spanduk-spanduk yang mengandung pesan, mengumpat bahkan
menyumpahi pemerintah untuk lengser. Dan terkadang proverti yang di gunakan
seperti ban, spanduk ,dibakar di hadapan para Satpol PP maupun Polisi , yang
(mungkin) telah bosan melihat mahasiswa tipe seperti itu.
Demo adalah Suka Cita?
Menyambung hal diatas, setiap peringatan hari nasional di negeri ini
selalu disambut dengan suka cita yang beragam. Seperti Mayday dan Hari
Pendidikan Nasional belakangan ini.
Aksi demonstarsi yang begitu besar dan berbau anarkis pun tak
terelakkan. Namun sayangnya pemerintah, tak “tertarik” dengan aksi
tersebut. Apa yang menjadi keinginan rakyat/mahasiswa dalam
demo dimentahkan begitu saja.
Teriakan panas pun, hanya sekadar membuang energi yang tak terasa. Namun
sangat terasa, ketika pasca demo. Letih dan lesu. Itu adalah pengalaman pribadi
saya.
Setiap kali demo, baik pemerintah yang “sok” dalam memberikan
pandangan umumnya mengenai hal yang dipergunjingkan mahasiswa, merupakan
bahasan, yang katanya(Gubernur,DPRD) juga acapkali menjadi bahan dalam
rapat. Dan sesegera mungkin akan, di tiindak lanjuti di lapangan.
Toh nyatanya, tak ada perubahan sedikit pun. Malah berbuntut pada masalah
yang satu, kemudian berkembang biak, seperti virus. Mahasiswa pun kecewa
lagi. Pada akhirnya, demo lagi, dan demo lagi. Terus seperti itu, tanpa
adanya tindakan yang berarti. Sebatas retotika belaka.
Sekadar Usulan Aja :)
Ya, benar ini sekadar usulan. Demo sih boleh aja, tapi ga perlu anarkis
juga kan, ngerusak fasilitas umum,, malah kalo kayak gitu, mahasiswa malah
dipandang kayak “preman”. Saya lebih suka aksi damai, aksi yang tertib. Apakah
dengan aksi damai bisa menyalurkan aspirasi? Tentu, justru malah rakyat memandang
mahasiswa itu bukan kayak “preman” yg merusak sana sini. Kkatanya mahasiswa
sebagai agent of change? Tunjukan dong kawan kawan mahasiswa, kalo kalian bisa
menjadi penerus bangsa, dan bisa merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju
dan ngga dijajah. Kalian ngerasa ga sih, walaupun bangsa kita udah merdeka,
tapi kok masih aja ya keliatannya dijajah? Misalnya, banyak kan sekarang
pabrik2 dari korea yang membuka lapangan kerja di Indonesia, dan yang saya
lihat, pekerja2 itu kebanyakan perempuan, saya lihat dan merasakan, mengapa
pabrik tersebut harus keluar pada saat waktu magrib? Hingga yang waktunya
digunakan untuk ibadah (untuk islam), tapi malah terjadi kemacetan disana sini
karena pabrik2 yang mulai keluar. Sehingga pengguna kendaraan yang tadinya
ingin melakukan ibadah, terhalang lah oleh kemacetan tersebut. Bukan hanya itu
saja, pada saat pagi, waktunya orang pergi sekolah dan pergi bekerja, selalu
dihalangi oleh kemacetan tersebut.
Masih banyak lagi contoh di bangsa ini yang tidak terlihat kalo bangsa kita sudah merdeka.
Masih banyak lagi contoh di bangsa ini yang tidak terlihat kalo bangsa kita sudah merdeka.
Jujur, saya lebih suka aksi kalo mengenai korupsi. Mengapa? Karena koruptor
itu adalah penyebab utama mengapa bangsa kita menjadi miskin. Belakangan ini
mahasiswa,masyarakat atau siapapun yang sering demo agar bisa mencoba
alternative ini. Masalah yang sering dihadapi di masyarakt tentunya di carikan
solusi.
Seperti kemiskinan, tentunya diatasi dengan membuka lapangan pekerjaan,
anak putus sekolah mungkin di bantu oleh mahasiswa yang paling “ngotot
berkoar”dengan menyisihkan uang jajan(uang malming),atau mencari alternative
lainnya yang lebih bijak dan baik, misalnya mahasiswa bisa menyalurkan ilmu nya
untuk anak2 jalanan dengan membuka kegiatan belajar bersama sehingga mampu
dirasakan oleh publik secara luas.
Itu kan lebih nyata. Kalau memang mengkiritisi pemerintah, tak zamannya
lagi harus berkoar lantang dengan menggunakan alat pengeras(seperti TOA).
Perankan dan optimalkan media saat ini. Kalau surat kabar ataupun media tv,
sudah ada yang mengontrol di balik layar. Ya, internet adalah , media global
tanpa batas dan mampu menembus ruang dan waktu. Bisa “mengangkat”
seseorang dan bahkan “membanting”.
Ini adalah media tanpa kekangan,tanpa editorial yang berlebihan, tanpa
paksaan mapun tekanan. Ini adalah media untuk menyuarakan suara demokrasi
diera digital saat ini. Ini yang perlu di propagandakan oleh mahasiswa
yang “getol’ berdemo di luar sana.
Teknologi yang di perankan, bukan tenaga yang hanya menjadi kebanggaan .
Yuk mahasiswa-mahasiswa berpendidikan, kita ciptakan bangsa baru kita untuk
menjadi bangsa yang yang maju, bangsa yang sehat, dan bangsa yang beriman,
karena manusia yang beriman pasti tidak
akan menjadi koruptor. Ini sekadar usulan, semoga berarti!
Salam mahasiswa J